Ane akan bercerita menggunakan bahasa-bahasa yang sedang in pada kurun waktu 1990'an. Kalok ada yang kurang mohon ditambahkan. Cekidoot gan, semoga terhibur
Suatu pagi ane terbangun setelah tidur panjang ane semaleman. Semalem ane ngerjain tugas sampek mabuk, jadi ketiduran. Tiba-tiba ane dikejutkan oleh suara orang yang mengetuk pintu kamar ane.
"Spadaaa!", sapa orang tersebut. Setelah ane buka pintu, rupanya temen ane. Tapi kok dia rambutnya jadi kribo dengan baju kemeja dan kancing baju setengah terbuka sampai dada.
Dia buka kacamata segede gabannya dan tersenyum. "Woy, brur, jam segini baru bangun, gimana mao dapet gadis-gadis", ujarnya sambil tertawa. "Ogut habis ngerjain tugas brur, capek bener", kataku. Dalam hati ane mikir, ane mao bilang "gue" kok mulut keluarnya "ogut". Ah, bodo amir.
"Alah tugas dipikirin, sekarang kan hari Minggu, temenin ogut yuk ke bengkel ngambil bo'il", ajaknya. "Yaudah, bentar ogut mandi dulu yee, asem nih badan", jawabku. "Yoi doi toi, ogut tunggu dimari yee, eh iya sekalian ogut pinjem yak sepokat lo", sahutnya lagi.
Selesai mandi kami bergegas menuju bengkel mobil yang ada di bilangan Pondok Gede. Sesampainya di bengkel, kami langsung menuju sebuah ruang administrasinya untuk mengambil mobil yang baru saja diperbaiki.
"Permisi, ses, saya mau ambil mobil, katanya hari ini sudah bisa dibawa pulang", ujar temanku kepada salah seorang resepsionis bengkel itu. "Oh iya pak, silahkan ini kuncinya dan mobilnya ada disebelah sana", jawab resepsionis itu.
Setelah mengambil mobil, kami bergegas menuju rumah teman kami, untuk mengajaknya nongkrong. "Wuuih, gile nih ndro bo'ilnye, hebring euy", ane memuji tarikan mobil temen ane. "Iya dongs, secara habis dari bengkel gitu loh", bangga temen ane. (Eh, secara sama gitu loh gak masuk gan, lupa )
Sesampainya di rumah temen ane yang satunya, temen ane udah nungguin di depan rumahnya, dan langsung naik mobil. "Wedeh, abis mogok nih yee bo'ilnya", canda temen ane. "Udah enggak lah yau", kelit temen ane satunya lagi.
Di mobil kami banyak berbincang, sesekali temen ane ngeledekin ane. "Gimana hubungan lo sama Mira?", kata temen ane sambil senyum jahil. "A'u ah gelap, dia kan udah punya bokin", jawabku malas. "Yee, sewot begitu, punya bokin sih iya, mending kece bokinnya", canda temen ane yang satunya lagi. "Hahaha, iya brur bokinnya Mira mah mukanya kek pembokat", jawab ane. "Alaah, muna' lo, ngata-ngatain, tapi tetep cembokur kan?", jawab temen ane sambil ketawa. "Yee, EGP", jawabku lagi.
"Ajakin aja si Mira main serong", saran temen ane satunya lagi. "Iya, brur, lumayan kan dapet secolek dua colek", timpal temen ane sambil nyetir."Gila kali lu ndro, emang Mira hostes apa bisa dicolak-colek", ujarku sambil menggelepak kepala temen ane. "Hahaha, kalok enggak lo minta bantuan aja sama gua, tapi musti ada perskotnya dong', ujar temen ane sambil ketawa. 'Ah, otak lo isinya cumak doku aja, gak ada yang laen", sahutku.
Mobil kami berjalan, memutari Ibukota pada hari Minggu. Hati kami senang. Saking lelahnya ane ketiduran di mobil. Tiba-tiba ane kebangun sama suara temen ane di depan halaman kamar ane. "Selamat pagi, Gan, numpang mejeng di pejwan sambil ngopi-ngopi yee", candanya sambil menyeruput secangkir kopi. Walah ternyata ane cumak mimpi terjebak di masa jadul to
*kisah ini hanya fiktif belaka, kesamaan tempat, kejadian, dan nama pemeran merupakan hal yang tidak sengaja dan merupakan kebetulan belaka
Kesimpulan : Bahasa yang berkembang di pergaulan suatu jaman sangat dipengaruhi oleh media yang hadir pada saat itu. Misalnya, bahasa yang ane gunakan pada cerita diatas beberapa adalah tagline atau ucapan-ucapan yang sering kita dengar pada film Catatan Si Boy, Warkop DKI, dll
Spoiler for Mesin Waktu:
Suatu pagi ane terbangun setelah tidur panjang ane semaleman. Semalem ane ngerjain tugas sampek mabuk, jadi ketiduran. Tiba-tiba ane dikejutkan oleh suara orang yang mengetuk pintu kamar ane.
"Spadaaa!", sapa orang tersebut. Setelah ane buka pintu, rupanya temen ane. Tapi kok dia rambutnya jadi kribo dengan baju kemeja dan kancing baju setengah terbuka sampai dada.
Dia buka kacamata segede gabannya dan tersenyum. "Woy, brur, jam segini baru bangun, gimana mao dapet gadis-gadis", ujarnya sambil tertawa. "Ogut habis ngerjain tugas brur, capek bener", kataku. Dalam hati ane mikir, ane mao bilang "gue" kok mulut keluarnya "ogut". Ah, bodo amir.
"Alah tugas dipikirin, sekarang kan hari Minggu, temenin ogut yuk ke bengkel ngambil bo'il", ajaknya. "Yaudah, bentar ogut mandi dulu yee, asem nih badan", jawabku. "Yoi doi toi, ogut tunggu dimari yee, eh iya sekalian ogut pinjem yak sepokat lo", sahutnya lagi.
Selesai mandi kami bergegas menuju bengkel mobil yang ada di bilangan Pondok Gede. Sesampainya di bengkel, kami langsung menuju sebuah ruang administrasinya untuk mengambil mobil yang baru saja diperbaiki.
"Permisi, ses, saya mau ambil mobil, katanya hari ini sudah bisa dibawa pulang", ujar temanku kepada salah seorang resepsionis bengkel itu. "Oh iya pak, silahkan ini kuncinya dan mobilnya ada disebelah sana", jawab resepsionis itu.
Setelah mengambil mobil, kami bergegas menuju rumah teman kami, untuk mengajaknya nongkrong. "Wuuih, gile nih ndro bo'ilnye, hebring euy", ane memuji tarikan mobil temen ane. "Iya dongs, secara habis dari bengkel gitu loh", bangga temen ane. (Eh, secara sama gitu loh gak masuk gan, lupa )
Sesampainya di rumah temen ane yang satunya, temen ane udah nungguin di depan rumahnya, dan langsung naik mobil. "Wedeh, abis mogok nih yee bo'ilnya", canda temen ane. "Udah enggak lah yau", kelit temen ane satunya lagi.
Di mobil kami banyak berbincang, sesekali temen ane ngeledekin ane. "Gimana hubungan lo sama Mira?", kata temen ane sambil senyum jahil. "A'u ah gelap, dia kan udah punya bokin", jawabku malas. "Yee, sewot begitu, punya bokin sih iya, mending kece bokinnya", canda temen ane yang satunya lagi. "Hahaha, iya brur bokinnya Mira mah mukanya kek pembokat", jawab ane. "Alaah, muna' lo, ngata-ngatain, tapi tetep cembokur kan?", jawab temen ane sambil ketawa. "Yee, EGP", jawabku lagi.
"Ajakin aja si Mira main serong", saran temen ane satunya lagi. "Iya, brur, lumayan kan dapet secolek dua colek", timpal temen ane sambil nyetir."Gila kali lu ndro, emang Mira hostes apa bisa dicolak-colek", ujarku sambil menggelepak kepala temen ane. "Hahaha, kalok enggak lo minta bantuan aja sama gua, tapi musti ada perskotnya dong', ujar temen ane sambil ketawa. 'Ah, otak lo isinya cumak doku aja, gak ada yang laen", sahutku.
Mobil kami berjalan, memutari Ibukota pada hari Minggu. Hati kami senang. Saking lelahnya ane ketiduran di mobil. Tiba-tiba ane kebangun sama suara temen ane di depan halaman kamar ane. "Selamat pagi, Gan, numpang mejeng di pejwan sambil ngopi-ngopi yee", candanya sambil menyeruput secangkir kopi. Walah ternyata ane cumak mimpi terjebak di masa jadul to
*kisah ini hanya fiktif belaka, kesamaan tempat, kejadian, dan nama pemeran merupakan hal yang tidak sengaja dan merupakan kebetulan belaka
Kesimpulan : Bahasa yang berkembang di pergaulan suatu jaman sangat dipengaruhi oleh media yang hadir pada saat itu. Misalnya, bahasa yang ane gunakan pada cerita diatas beberapa adalah tagline atau ucapan-ucapan yang sering kita dengar pada film Catatan Si Boy, Warkop DKI, dll
noreply@blogger.com (UNIC) 16 May, 2013
-
Source: http://wowunic.blogspot.com/2013/05/nice-info-bahasa-yang-digunakan-anak.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com